Strain akut pada struktur muskulo-tendinous terjadi pada persambungan antara otot dan tendon. Strain terjadi ketika otot terulur dan berkontraksi secara mendadak, seperti pada pelari atau pelompat. Tipe cidera ini sering terlihat pada pelari yang mengalami strain pada hamstringnya. Beberapa kali cidera terjadi secara mendadak ketika pelari dalam langkah penuh. Gejala pada strain otot yang akut bisa berupa nyeri, spasme otot, kehilangan kekuatan, dan keterbatasan lingkup gerak sendi. Strain kronis adalah cidera yang terjadi secara berkala oleh karena penggunaan berlebihan atau tekakan berulang-ulang, menghasilkan tendonitis (peradangan pada tendon). Sebagai contoh, pemain tennis bisa mendapatkan tendonitis pada bahunya sebagai hasil tekanan yang terus-menerus dari servis yang berulang-ulang. Berat ringannya sprain dan strain Therapist mengkategorikan sprain dan strain berdasarkan berat ringannya cidera. Derajat I (ringan) berupa beberapa stretching atau kerobekan ringan pada otot atau ligament. Derajat II (sedang) berupa kerobekan parsial tetapi masih menyambung. Derajat III (berat) berupa kerobekan penuh pada otot dan ligament, yang menghasilkan ketidakstabilan sendi.
Strain ringan ditandai dengan kontraksi otot terhambat karena nyeri dan teraba pada bagian otot yang mengaku strain total didiagnosa sebagai otot tidak bisa berkontraksi dan terbentuk benjolan. Cidera strain membuat daerah sekita cidera memar dan bengkak setelah 24 jam. Pada bagian memar terjadi perubahan warna, ada tanda-tanda pendarahan pada otot yang sobek, dan otot mengalami kejadian memar dan bengkak disekitar persendian tulang yang terkena cedera, termasuk rubahan warna kulit terjadi kemarthrosis atau pendarahan sendi. Nyeri pada persendian tulang, nyeri bila anggota badan digerakkan fungsi persendian terganggu, dll.
Pencegahannya yaitu pada saat melakukan aktivitas olahraga memakai sepatu yang sesuai, misalnya sepatu yang bisa melindungi pergelangan kaki selama aktivitas. Melakukan pemanasan (streching) sebelum melakukan aktivitas atletik, serta latihan yang tidak berlebihan. Pengobatan sprain dan strain adalah terapi, yang dilakukan adalah reset atau istirahat, mendinginkan area cidera, copression atau balut bagian yang cidera, elevasi atau meninggikan, membebaskan diri dari beban. Jika nyeri dan bengkak berkurang selama 48 jam setelah cidera, gerakkan persendian tulang ke seluruh arah. Hindari tekanan pada daerah cidera sampai nyeri hilang (biasanya 7-10 hari untuk cidera ringan dan 3-5 minggu untuk cidera berat), gunakan tongkat penopang ketika berjalan bila dibutuhkan.
Menurut Hardianto Wibowo (1995: 16), Cidera derajat I biasanya sembuh dengan cepat dengan pemberian istirahat, es, kompresi dan elevasi (RICE). Terapi latihan dapat membantu mengembalikan kekuatan dan fleksibilitas. Cidera derajat II terapinya sama hanya saja ditambah dengan immobilisasi pada daerah yang cidera. Dan derajat III biasanya dilakukan immobilisasi dan kemungkinan pembedahan untuk mengembalikan fungsinya. Kunci dari penyembuhan adalah evaluasi dini dengan professional medis. Sekali cidera telah ditentukan, rencana terapi dapat dikembangkan. Dengan perawatan yang tepat, kebanyakan sprain dan strain akan sembuh tanpa efek samping.
Kunci dari penyembuhan adalah evaluasi dini dengan professional medis. Sekali cidera telah ditentukan, rencana terapi dapat dikembangkan. Dengan perawatan yang tepat, kebanyakan sprain dan strain akan sembuh tanpa efek samping.